Blog Archive
fblike
balacinema
Balaguris89
widgeonline dan amungonline kirteng
networkedblogs
iklan adsensecamp
Hiperglikemia Pada Stroke Perdarahan: Prevalensi, Komorbiditas dan PerannyaSebagai Faktor Prognosis
23.58 |
Posted by
Forsema 95
Peningkatan glukosa darah terjadi dalam fase awal stroke. Penelitian sebelumnya, secara umum fokus pada stroke nonhemoragi. Studi tentang hiperglikemia pada stroke hemoragi akut masih terbatas. Metode: Analisis dilakukan untuk data sekunder dari 78 pasien stroke hemoragi. Analisis data secara deskriptif. Data yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Paket statistik digunakan untuk menganalisis data. Hasil: Data diperoleh dari 78 kasus stroke hemoragik. Usia rata-rata 57,8 tahun. Saat ini, penderita hiperglikemia terdapat 22 (28,2%) kasus. Komorbiditas yang paling umum adalah hipertensi dan dislipidemia. Tingkat kematian adalah 15,2%. Tidak ada bukti menunjukkan bahwa tingkat glukosa darah secara signifikan lebih tinggi dalam kasus yang fatal. Perhitungan leukosit secara signifikan lebih tinggi pada kasus yang fatal. Kesimpulan: Hiperglikemia merupakan kondisi yang sangat umum dalam stroke akut. Pemahaman dari klinis akan sangat penting. Studi ini tidak menunjukkan korelasi dari hiperglikemia dengan kematian di rumah sakit.
Rizaldy Pinzon, Kriswanto Widyo, Laksmi Asanti, Sugianto
SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta
SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta
Kondisi sakit akut (termasuk stroke) seringkali diikuti oleh munculnya hiperglikemia. Hiperglikemia pada pasien yang belum/tidak terdiagnosis diabetes, dan dijumpai pada saat sakit akut disebut dengan “stress hiperglikemia”. Kajian sistematis Capes, dkk menunjukkan bahwa hiperglikemia seringkali dijumpai pada fase akut stroke, dan berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan disabilitas. Kagansky, dkk mengkaji dampak hiperglikemia pada model coba. Hiperglikemia menunjang proses kerusakan saraf dengan cara asidosis intraselular, akumulasi glutamat, edema otak, gangguan sawar darah otak, dan memacu kecenderungan transformasi hemoragi.
Penelitian klinis dan eksperimental tentang hiperglikemia dan stroke pada umumnya berfokus pada sroke nonhemoragi. Jumlah penelitian untuk stroke hemoragi masih sangat terbatas. Kajian sistematis terdahulu tidak menunjukkan adanya hubungan antara hiperglikemia dan prognosis stroke hemoragi. Pertanyaan kritis yang muncul adalah “seberapa sering prevalensi hiperglikemia pada stroke hemoragi, dan apa dampaknya pada prognosis stroke?”
Penelitian klinis dan eksperimental tentang hiperglikemia dan stroke pada umumnya berfokus pada sroke nonhemoragi. Jumlah penelitian untuk stroke hemoragi masih sangat terbatas. Kajian sistematis terdahulu tidak menunjukkan adanya hubungan antara hiperglikemia dan prognosis stroke hemoragi. Pertanyaan kritis yang muncul adalah “seberapa sering prevalensi hiperglikemia pada stroke hemoragi, dan apa dampaknya pada prognosis stroke?”
Metode
Penelitian kohort retrsospektif pada sampel rekam medis pasien stroke. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sistematis pada daftar sampel (sampling list) pasien stroke hemoragi bulan Oktober 2007-Maret 2008. Pasien pulang paksa dikeluarkan dari sampling list. Jumlah sampel adalah 78 pasien, yang terdiri dari 67 pasien hidup dan 11 pasien meninggal dunia.
Hiperglikemia didefinisikan sesuai dengan kajian sistematis Capes dkk, yaitu peningkatan kadar gula darah acak di atas 140 mg/dL (108- 180 mg/dL) pada saat masuk RS. Pasien DM (dinyatakan menderita DM atau mendapat terapi DM) dikeluarkan dari analisis. Faktor prognosis yang dinilai adalah kematian dalam perawatan di RS.
Data diolah dengan paket program statistik Winpepi dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Data ditampilkan dalam bentuk rerata ± SD dengan kebermaknaan statistik di bawah 0,05.
Hiperglikemia didefinisikan sesuai dengan kajian sistematis Capes dkk, yaitu peningkatan kadar gula darah acak di atas 140 mg/dL (108- 180 mg/dL) pada saat masuk RS. Pasien DM (dinyatakan menderita DM atau mendapat terapi DM) dikeluarkan dari analisis. Faktor prognosis yang dinilai adalah kematian dalam perawatan di RS.
Data diolah dengan paket program statistik Winpepi dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Data ditampilkan dalam bentuk rerata ± SD dengan kebermaknaan statistik di bawah 0,05.
Hasil Penelitian
Data diperoleh dari 78 kasus stroke hemoragi, 67 pasien hidup dan 11 pasien meninggal dunia. Rata-rata usia pasien adalah 57,8±13,1 tahun (15-90). Proporsi pasien perempuan adalah 47,4%. Hiperglikemia dijumpai pada 22 kasus (28,2%).
Komorbiditas yang paling umum dijumpai adalah hipertensi sebesar 75 kasus (96,2%) dan dislipidemia sebesar 22 kasus (28,2%). Rerata tekanan darah sistolik pada saat masuk rumah sakit adalah 172±37 mmHg, dengan rerata tekanan darah diastolik 105±21 mmHg. Kematian dalam perawatan di RS adalah 11 kasus (15,2%). Di antara 11 kasus yang meninggal, 6 orang datang di IGD dengan GCS <8, 4 orang diantaranya dengan perdarahan pons. Rerata kadar glukosa acak pada pasien yang meninggal lebih tinggi daripada pasien yang hidup (156±57 vs 130±59), namun perbedaannya tidak bermakna. Karakteristik faktor prognosis dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 1. Proporsi hiperglikemia (n=78)
Tabel 1. Faktor prognosis kematian pada penderita stroke hemoragi
Tabel 2. Proporsi hiperglikemia dan luaran pasien
Diskusi
Penelitian ini menunjukkan bahwa hiperglikemia dijumpai pada 28,2% kasus. Jumlah ini lebih sedikit daripada kajian sistematis sebelumnya yang menunjukkan angka 50%. Hal ini terjadi karena perbedaan titik potong (cut off). Pada banyak penelitian sebelumnya, titik potong untuk definisi operasional hiperglikemia adalah 108 mg/dL.
Penelitian Hamidon dan Raymond pada 163 pasien stroke memperlihatkan bahwa diabetes merupakan salah satu faktor prediktor mortalitas (OR: 4,88, 95% CI 1,25-19,1). Penelitian Dora, dkk pada 46 pasien stroke memperlihatkan bahwa hiperglikemia secara bermakna memperburuk status neurologis dan meningkatkan besar edema otak pasca stroke.
Penelitian Basu, dkk menunjukkan bahwa kadar HbA1c yang tinggi secara bermakna berhubungan dengan angka kematian. Penelitian Weir, dkk pada 645 pasien stroke memperlihatkan bahwa risiko kematian dalam 3 bulan pertama meningkat 1,87 kali pada pasien dengan hiperglikemia. Penelitian Frontera, dkk pada 281 pasien perdarahan subaraknoidal menunjukkan bahwa hiperglikemia berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan perburukan status fungsional.
Kajian Lindsberg dan Ronie menyatakan bahwa hiperglikemia pada fase akut stroke merupakan dampak dari respon stres. Respon stres akibat stroke akan meningkatkan pelepasan kortisol dan norepinefrin. Pelepasan kedua hormon tersebut akan diikuti dengan proses lipolisis dan defisiensi relatif insulin. Berbagai penelitian eksperimental menunjukkan bahwa kondisi hiperglikemia akan memacu kerusakan sel saraf akibat stroke. Pada kondisi stroke hemoragi, hiperglikemia memacu munculnya edema dan kematian jaringan sekitar hematoma.
Perbedaan tekanan darah yang signifikan antara kasus yang meninggal dan hidup dapat disebabkan oleh proses herniation otak. Penelitian ini menunjukkan bahwa rerata nilai leukosit secara bermakna lebih tinggi pada pasien yang meninggal dunia. Penelitian Kwan dan Hand pada 188 pasien stroke menunjukkan bahwa perburukan neurologis terjadi pada 36 (19%) pasien. Leukositosis merupakan salah satu faktor prediktor utama terjadinya perburukan klinis (12600 vs 9700, p=0,04). Penelitian Bhatia, dkk pada 116 pasien stroke memperlihatkan bahwa leukositosis merupakan salah satu faktor prediktor untuk terjadinya kematian 30 hari pasca stroke.
Penelitian Hamidon dan Raymond pada 163 pasien stroke memperlihatkan bahwa diabetes merupakan salah satu faktor prediktor mortalitas (OR: 4,88, 95% CI 1,25-19,1). Penelitian Dora, dkk pada 46 pasien stroke memperlihatkan bahwa hiperglikemia secara bermakna memperburuk status neurologis dan meningkatkan besar edema otak pasca stroke.
Penelitian Basu, dkk menunjukkan bahwa kadar HbA1c yang tinggi secara bermakna berhubungan dengan angka kematian. Penelitian Weir, dkk pada 645 pasien stroke memperlihatkan bahwa risiko kematian dalam 3 bulan pertama meningkat 1,87 kali pada pasien dengan hiperglikemia. Penelitian Frontera, dkk pada 281 pasien perdarahan subaraknoidal menunjukkan bahwa hiperglikemia berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan perburukan status fungsional.
Kajian Lindsberg dan Ronie menyatakan bahwa hiperglikemia pada fase akut stroke merupakan dampak dari respon stres. Respon stres akibat stroke akan meningkatkan pelepasan kortisol dan norepinefrin. Pelepasan kedua hormon tersebut akan diikuti dengan proses lipolisis dan defisiensi relatif insulin. Berbagai penelitian eksperimental menunjukkan bahwa kondisi hiperglikemia akan memacu kerusakan sel saraf akibat stroke. Pada kondisi stroke hemoragi, hiperglikemia memacu munculnya edema dan kematian jaringan sekitar hematoma.
Perbedaan tekanan darah yang signifikan antara kasus yang meninggal dan hidup dapat disebabkan oleh proses herniation otak. Penelitian ini menunjukkan bahwa rerata nilai leukosit secara bermakna lebih tinggi pada pasien yang meninggal dunia. Penelitian Kwan dan Hand pada 188 pasien stroke menunjukkan bahwa perburukan neurologis terjadi pada 36 (19%) pasien. Leukositosis merupakan salah satu faktor prediktor utama terjadinya perburukan klinis (12600 vs 9700, p=0,04). Penelitian Bhatia, dkk pada 116 pasien stroke memperlihatkan bahwa leukositosis merupakan salah satu faktor prediktor untuk terjadinya kematian 30 hari pasca stroke.
Kesimpulan
Kondisi hiperglikemia dijumpai pada hampir sepertiga pasien stroke hemoragik. Penelitian ini menunjukkan bahwa hiperglikemia tidak terbukti sebagai faktor prognosis kematian stroke. Penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar tentu saja diharapkan.
- Capes SE, Hunt D, Malmberg K, Pathak P, Gerstein HC. Stress hyperglycemia and prognosis of stroke in nondiabetic and diabetic patients: a systematic overview. Stroke 2001; 32:2426-32
- Kagansky N, Levy S, Knobler H. The role of hyperglycemia in acute stroke. Arch Neurol 2001; 58:1209-12
- .Hamidon BB, Raymond AA. The impact of diabetes mellitus on in-hospital stroke mortality . J Postgrad Med 2003; 49:307-10
- .Dora B, Mihci E, Ozdemir C. Prolonged hyperglycemia in the early subacute period after cerebral infarction: effects on short term prognosis. Acta Neurol Belg 2004; 104:64-7
- Basu S, Sanyal D, Bhattacharya KB. Is post-stroke hyperglycemia a marker of stroke severity and prognosis: a pilot study. Neurology Asia 2007; 12:13–9
- Weir CJ, Murray GD, Dyker AG, Lees KR. Is hyperglycaemia an independent predictor of poor outcome after acute stroke? Results of a long term follow up study. BMJ 1997; 314:1303
- Frontera JA, Fernandez A, Claassen J, Schmidt M, Schumacher C, Wartenberg K, et al. Hyperglycemia after SAH: Predictors, associated complications, and impact on outcome. Stroke 2006; 37:199-203
- Lindsberg PJ, Roine RO. Hyperglycemia in acute stroke. Stroke 2004; 35:363-4
- Song EC, Chu K, Jeong SW, Jung KH, Kim SH, Kim M, et al. Hyperglycemia exacerbates brain edema and perihematomal cell death after intracerebral hemorrhage. Stroke 2003; 34:2215–20
- Kwan J, Hand P. Early neurological deterioration in acute stroke: clinical characteristics and impact on outcome. QJM 2006; 99(9):625-33
- Bhatia RS, Garg RK, Gaur SP, Kar AM, Shukla R, Agarwal A, et al. Predictive value of routine hematological and biochemical parameters on 30-day fatality in acute stroke. Neurol India 2004; 52:220-3
Artikel Lainnya
Label
Ageing
(1)
Alergi
(4)
Asma bronkial
(2)
Bedah
(6)
Bedah Digestif
(2)
Cardiology
(1)
COPD
(1)
Dermato Venerology
(9)
Diabetes Melitus
(4)
Emergency
(3)
Farmakologi
(1)
Fisiologi
(1)
GCS
(1)
Generals
(33)
GIT Tract
(8)
Herbal
(1)
Imunologi
(2)
Infertilitas
(1)
Infos
(2)
Interna
(31)
Jurnal Kedokteran
(34)
Kelainan Genetik
(1)
Masalah Pria
(1)
Masalah Wanita
(1)
Mentalic
(1)
Mineral
(1)
Neurology
(6)
Neurology - Penyakit Saraf
(6)
Nutrisi dan Gizi
(2)
Obstetri dan Ginekologi
(3)
Pediatri
(5)
Pengobatan dan Obat-obatan Alternatif
(1)
Penis
(2)
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
(1)
Penyakit Kulit dan Kelamin
(1)
Penyakit Menular
(6)
Praktis
(8)
Pulmonologi
(7)
Radiologi
(1)
Request
(1)
research
(1)
Rumah Sakit
(1)
Sinusitis
(1)
Suplemen makanan
(2)
TBC - Tuberculosis Paru
(4)
Terapi
(1)
THT
(3)
Trauma Kepala
(1)
Tropical Disease
(1)
Urologi
(1)
Vagina
(1)
Vitamin
(1)