translate

English French Japanese Arabic Chinese Simplified

Masukkan email untuk berlangganan:

Blog Archive

fblike

balacinema

Balaguris89

IDIonline

Membership P2KB IDI

widgeonline dan amungonline kirteng

bg banner dan widgeopr

networkedblogs

iklan adsensecamp

Asma Bronkial

Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zatyang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma. Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktud ekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi penyebab serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebihl ama, sering menjadi problem tersendiri. Peran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter sebagai pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong penderita asma, harus selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita, terutama bagaimana sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana caranya mencegah terjadinya serangan asma.
Definisi
● Gangguan inflamasi kronik pada saluran napas
● Melibatkan banyak sel-sel radang (eosinofil, sel mast, leukotrien, dll)
● Terjadi hiperresponsif jalan napas terhadap berbagai rangsangan
● Ditandai dengan obstruksi jalan napas yg bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan
  Gejala Klinis
● Sesak napas I dada terasa berat
● Napas berbunyi (mengi)
● Batuk (terutama malam dan dini hari)
  → Gejala timbul secara episodik berulang


Faktor Resiko
● Genetik
● Lingkungan

Patogenesa
Pencetus/trigger (alergen, virus, iritan, psikis) → hiper-responsif saluran napas → reaksi imunologik dan atau gangguan keseimbangan biokimia / neurohumoral → inflamasi akut (reaksi asma tipe cepat dan tipe lambat) → bronkospasme, edema, hipersekresi mukus → inflamasi kronik & airway remodeling.

Inflamasi Akut:
Reaksi asma tipe cepat → alergen terikat Ig E pd sel mast → degranulasi sel mast → release preformed (histamin, protease) dan newly generated (leukotrien, prostaglandin, PAF) mediators → bronko Spasme, hipersekresi mukus, vasodilatasi.

Reaksi asma tipe lambat → timbul 6-9 jam
Stimulasi paparan alergen → aktivasi eos nofil, sel T CD4+, neutrofil & makrofag.

Inflamasi Kronik & Airway Remodeling:
● Melibatkan sel limfosit T, eosinofil, makrofag, sel mast, sel epitel, dan fibroblast
● Menyebabkan kerusakan jaringan yg diikuti healing process → perubahan struktur (airway remodeling), berupa:
  - Hipertrofi & hiperplasia otot polos bronkus & kelenjar mukus
  - Penebalan membran reticular basal
  - Hipervaskuler
  - Perubahan struktur parenkim → fibrosis

Klasifikasi Asma
1. Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik
2. Asma Nonatopik/Intrinsik
Sindroma Asma:
● Exercise-induced asthma
● Nocturnal asthma
● Occupational asthm
● Aspirin-induced asthma
● Fatal & near fatal asthma

Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik
● Anak & dewasa muda
● Serangan mendadak setelah terpapar alergen, dapat pulih tanpa obat
● Sering didahului influenza
● Keturunan (+), eksim saat saat kanak-kanak
● Skin test (+), Ig E & eosinofil ↑
● Sering alergi aspirin↑
● Respons Tx baik

Asma Nonatopik/Intrinsik
● Dewasa atau usia pertengahan
● Faktor imunologi (?)
● Sering disebabkan infeksi, dahak purulen
● Riwayat atopi (±)
● Skin test (-), Ig E & eosinofil normal
● Respons terapi kurang
● Prognose lebih jelek

Sindroma Asma:
Eecercise-induced Asthma (EIA):
- Pencetus latihan fisik sedang - berat
- Usia muda
- Mekanisme: ventilasi ↑ → udara kering & dingin masuk jln napas → pengeringan & pendinginan mukosa jalan napas → inflamamasi (sel mast melepas mediator) → bronko spasme, edema, hipersekresi mukus
- Makin kering & dingin, makin berat br. spasme

Exercise-induced Asthma:
- Faktor yg dpt memperberat atau memperingan EIA:
● Asma yg tdk terkontrol baik
● Berlatih di udara kering & dingin
● Jenis & beratnya latihan fisik
● Warming-up sebelum berlatih

Terapi: β2-agonis & Cromolyn inhalasi sebelum berlatih


Nocturnal Asthma:
● Keluhan batuk I sesak terutama timbul pd malam - dini hari
● Mekanisme → perubahan suhu yg ekstrim, penurunan kadar hormon adreno-corticotropin pada dini hari

Terapi: Theophyline SR, LABA + Steroid inhalasi.


Ocupational Asthma:
● Penyebab alergen atau iritan di Iingkungan kerja
● Keluhan timbul bila Pemeriksaan berada di Iingkungan kerja & menghilang setelah pasien pulang

Terapi: masker, pindah tempat kerja, β2-agonis & steroid inhalasi sebelum bekerja

Diagnosa
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang: foto toraks, faal paru, uji provokasi bronkus, status alergi (skin test, Ig E, eosinofil)

Anamnesa:
● Serangan bersifat episodik, reversibel
● Memburuk malam & dini hari
● Pencetus (+), respons br.dilator (+)
● Riw. Keluarga, alergi, penyakit lain

Pemeriksaan Fisik:
● Dapat normal, kadang wheezing (+), ekspirasi memanjang
● Serangan ringan → wheezing akhir ekspirasi paksa
● Serangan berat → wheezing dapat tidak terdengar, Pemeriksaan Fisik
  sianosis, gelisah, takikardi, retraksi ics, penggunaan otot bantu napas

Pemeriksaan Penunjang:
● Foto thorax → normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan, adanya penyakit lain
● Faal paru (spirometri/PEFR) → menilai berat obstruksi, reversibilitas, variabilitas
● Uji Provokasi bronkus → membantu Dx
● Status alergi → skin prick test, Ig E, eosinofil count

Diagnosa Banding
● Dewasa
   PPOK, bronkitis kronis, gagal jantung kongestif, obstruksi km tumor, disfungsi larings, emboli paru
● Anak
   Corpus alienum, laringotrakeomalasia, limfadenopati, bronkiolitis, stenosis trakea, tumor
Kiasifikasi derajat berat asma
Penatalaksanaan

Tujuan:
● Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
● Mencegah eksaserbasi akut
● Met dan mempertahankan faal paru optimal
● Mengupayakan aktivitas normal (exercise)
● Menghindari ESO
● Mencegah airflow limitation irreversible
● Mencegah kematian

1. Saat Serangan:
● Reliever/Pelega:
Gol. Adrenergik:
- Adrenalin/epinephrine 1 : 1000 - 0,3 cc/sc
- Ephedrine: oral
- Short Acting β2-agonis (SABA)
- Salbutamol (Ventolin): oral, injeksi, inhalasi. 
- Terbutaline (Bricasma): oral, injeksi, inhalasi. 
- Fenoterol (Berotec): inhalasi. 
- Procaterol (Meptin): oral, inhalasi. 
- Orciprenaline (Alupent): oral, inhalasi.
Golongan Methylxantine:
- Aminophylline: oral, injeksi 
- Theophylline: oral
Golongan Antikolinergik:
- Atropin: inj
- Ipratropium bromide: inhalasi.
Golongan Steroid
- Methylprednisolone: oral, injeksi 
- Dexamethasone: oral, injeksi 
- Beclomethasone (Beclomet): inhalasi. 
- Budesonide (Pulmicort): inhalasi. 
- Fluticasone (Flixotide): inhalasi. 
● Controller/Pengontrol:
Golongan Adrenergik:
- Long-acting β2-agonis (LABA): 
- Salmeterol dan Formoterol: inhalasi.
Golongan Methylxantine:
- Theophylline Slow Release
Golongan Steroid: inhalasi, oral, injeksi 
Leukotriene Modifiers: Zafirlukast 
Cromolyne Sodium; inhalasi 
Kombinasi LABA dan Steroid: inhalasi 
→* Bila perlu dapat diberikan Antibiotik

2. Diluar serangan: 
● Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi 
● Menghindari kelelahan 
● Menghindari stress psikis 
● Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin 
● Olahraga renang, senam asma 
● Vaksinasi influenza


Artikel Lainnya