translate

English French Japanese Arabic Chinese Simplified

Masukkan email untuk berlangganan:

Blog Archive

fblike

balacinema

Balaguris89

IDIonline

Membership P2KB IDI

widgeonline dan amungonline kirteng

bg banner dan widgeopr

networkedblogs

iklan adsensecamp

Cantarides Dermatitis (Insect Bite)

Cantarides Dermatitis (Insect Bite) merupakan kelainan kulit akibat gigitan, tusukan atau reaksi terhadap toksin/bahan alergen yang dikeluarkan oleh serangga (Artropoda) penyerang. Penyakit ini bisa terjadi pada semua umur dan frekuensi pada wanita dan pria sama saja. Biasanya terjadi di daerah atau lingkungan yang banyak serangga, seperti perkebunan, persawahan dll.

Gejala Klinis dan Diagnosa
Gejala awal dapat berupa eritema atau sampai papul eritem atau edema setempat yang terasa gatal dan nyeri. Cantarides Dermatitis dapat menyebabkan gejala sistemik berupa discomfort, muntah, pusing dan sampai syok. Dalam menentukan diagnosa dapat dilihat dari riwayat bersinggungan dengan suatu jenis insekta, tetapi terkadang penderita tidak mengetahuinya karena kemungkinan diserang sewaktu penderita tidur.
Penilaian ujud kelainan kulit (UKK) yang khas dalam Cantarides Dermatitis adalah berupa papul/pustul eritematous yang berbentuk linier atau lentikuler. Terkadang UKK-nya hanya eritema atau bula yg kemudian bisa terjadi nekrosis. Daerah predileksi untuk Cantarides Dermatitis dapat terjadi dimana saja di seluruh tubuh.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tuk diagnostik adalah pemeriksaan darah untuk melihat eosinofil dan juga tes tusuk atau goresan bahan/zat alergen tersangka. Pada gambaran histopatologi dapat ditemukan edema antar sel-sel epidermis, spongiosis, serta sebukan sel polimorfonuklear (pmn). Pada dermis ditemukan pelebaran ujung pembuluh darah dan sebukan sel radang akut.

Penatalaksanaan
Pengobatan dan penanganan dilakukan berdasar reaksi individu terhadap toksin serangga, yaitu apakah personal yang diserang memberikan reaksi sistemik atau hanya lokal. jika memberikan reaksi sistemik, seperti syok maka diberikan adrenalin 1% dan corticosteroid sistemik diberikan jika penderita tak tertolong dengan antihistamin atau adrenalin.
Di sini menggunakan corticosteroid lokal seperti hidrocortisone 2% sebagai antiinflamasi, asetamizol 10 mg sebagai antihistamin untuk menaggulangi reaksi alergi dan as.salycyl 2% sebagai antipruritus. Dan sarannya untuk tidak menggaruk bagian yang sakit, karena bisa mnyebabkan infeksi skunder.

Prognosa
Hal ini tergantung pada jenis berat ringannya reaksi individu terhadap toksin serangga juga pada kcepatan penanganan jika terjadi syok. Ttp pada umumnya adalah baik.

Kesimpulan
Bentuk atau ujud kelainan kulit dalam Cantarides Dermatitis adalah sangat khas sehingga diagnosa dapat detegakan dengan cepat, yaitu berupa susunan lesi yang linier dengan lesi berupa papul eritem, pustul eritema/bisa sampai bula yang dapat terjadi nekrosis. Pengobatan berdasar pada reaksi individu terhadap bahan/zat alergen atau toksin yang dikeluarkan serangga penyerang. Reaksi bisa secara sistemik atau reaksi lokal saja.
Prognosa pada penderita ini adalah baik. Hal ini bisa rekuren jika penderita terserang lagi oleh serangga tersebut.

  1. Siregar DTM, Atlas: Saripati Penyakit Kulit, EGC, Jkt, 1996.
  2. O’donnell, Brigid F., Lawlor, Frances, Management of Chronic Urticaria, Medi-cal
    Progress London, 1997.
  3. Djuanda, Prof. Dr. Adhi, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed. Ke-3, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1999.




Artikel Lainnya